Desa Wisata Nglanggeran dalam Gelar Potensi Rintisan Desa Budaya





Sedikitnya 14 desa di Gunungkidul mengikuti Gelar Potensi Rintisan Desa Budaya yang diselenggarakan selama empat hari di Alun-Alun Wonosari mulai Rabu (17/10/2018) hingga Sabtu (20/10/2018) mendatang. Acara ini guna memberikan ruang kepada desa rintisan budaya untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan hasil karya dan kreativitasnya. Selain itu, juga sebagai acara hiburan dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan antarwarga masyarakat. Nanti akan dipilih lima penampil terbaik dan kelimanya berhak maju untuk menjadi calon desa budaya di Gunungkidul.
Desa Wisata Nglanggeran merupakan salah satu desa yang ikut serta dalam Gelar Potensi Rintisan Desa Budaya ini dan mendapat giliran tampil pada hari teraktir yaitu tanggal 20 Oktober 2018. Dalam acara ini Desa Wisata Nglanggeran menampilkan beberapa potensi budaya yang dimiliki, seperti kesenian jathilan, kerajinan membatik dan ukiran-ukiran kayu, kuliner khas desa yang berbahan dasar cokelat, warisan budaya dalam bentuk keris dan cerita mengenai Kampung Pitu, serta adat tradisi yang berupa nasi ingkung. Seberanya masih banyak lagi, namun tidak semua bisa ditampilkan karena tidak semua bisa berwujud benda. Potensi-potensi yang lainnya hanya ditampilkan dalam banner atau spanduk.


Persiapan untuk mengikuti acara ini cukup singkat, hanya dengan waktu dua minggu saja. Persiapan diawalai pada 02 Oktober 2018 dengan rapat pembentukan panitia, seletah pembentukan panitia setiap koordinator bertanggung jawab untuk menyiapkan semuanya terutama koordinator bidang kesenian. Kesenian yang ditampilkan adalah kesenian jathilan, untuk mempersiapkan penampilan yang baik, maka diberikan pelatih yang berkualitas yaitu Cik Lin.

Cik Lin (yang memakai kemeja hitam dan celana crem)
Latihan dilakukan setidaknya tiga kali dalam satu minggu, banyak pro kontra yang mereka alami selama latihan. Misalnya seperti pro kontra pelatih dengan penari dan pemain gamelan mengenai gerakaran tari. Hari ini ketika latihan gerakannya seperti ini, hari esoknya sudah berbeda lagi, pengubahan gerakan ini tidak diklarifikasi terlebih dahulu dengan para penari dan pemain gamelannya sehingga menimbulkan sedikit cekcok. Namun, itu semua bukanlah masalah besar, gerakan tari yang berbeda ini bukanlah diubah secara keseluruhan pada setiap latihan, tetapi adalah penambahan agar gerakaran tari memiliki pola yang baik.
Latihan dan kerja keras mereka pun tidak menghianati hasil, penampilan mereka sangat baik, setiap penari menunjukan gerakan yang kompak, gamelannya pun juga mengiringi tarian dengan lancar.

Valeria Vela Herawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Tidak Ada Hotel di Desa Wisata Nglanggeran?

Griya Cokelat Nglanggeran

Study Banding Pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran dengan Kades dan BPD Kab. Konawe Utara 2018