Kisah di Balik Latihan Karawitan
Karawitan
adalah kesenian musik tradisional Jawa. Kesenian ini masih dilestarikan di Desa
Wisata Nglanggeran, khususnya di Desa Wisata Nglanggeran bagian Kulon. Latihan karawitan
biasanya dilakukan satu kali dalam satu minggu yaitu setiap malam selasa, namun
jika akan tampil dalam event atau
akan ikut perlombaan latihan dilakukan lebih dari satu kali dalam satu minggu.
Saya
sebagai pendatang (anak magang) di Desa Wisata Nglanggeran ini merasa sangat
senang jika diajak untuk ikut serta dalam latihan Karawitan. Di awal magang
saya dan dua teman saya (Lusia dan Nadia) memang sering menanyakan kapan ada
latihan Karawitan? Jika ada kita ingin ikut. Setelah mengikuti latihan yang
pertama, kita pun lanjut kelatihan-latihan berikutnya, bahkan terkadang para
anggota paguyuban karawitan yang mengajak kita untuk latihan karawitan.
Pada
tanggal 24 September 2018 saya dan teman-teman mengikuti latihan karawitan seperti
minggu-minggu sebelumnya. Namun, untuk latihan kali ini agak sedikit lucu.
Latihan yang kali ini hampir tidak ada jeda untuk istirahat, istirahat hanya
sebentar untuk minun teh dan makan snak. Setelah minum teh dan makan snak
lanjut latihan lagi. Lagu demi lagu dilewati tanpa jeda, selasai lagu sampak
songo, ganti lagu waru doyong dan lanjut lagu lainnya tanpa henti.
Hingga
waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB latihan belum selesai. Karena sudah lelah
maka Nadia berhenti duluan, saya dan Lusia masih lanjut latihan, karena jika
saya dan Lusia berhenti, maka akan kekurangan personil untuk memainkan
alat-alat karawitan. Akhirnya, latihan dilanjutkan lagi sampai beberapa lagu
dimainkan, lama-kelamaan saya dan Lusia mulai menunjukkan muka lelah, namun Pak
Teguh (pelatih karawitan) belum menghentikan latihan ini. Kemudian Pak Teguh
berkata kita latihan sampai pukul 00.00 WIB ya dan meminta untuk mengulangi
satu lagu yaitu lagu waru doyong. Kita bertiga pun tertawa cekikikan
mendengar hal tersebut.
Saya
dan Lusia mengira bahwa lagu akan dimainkan satu putaran saja. Namun ternyata
dugaan kita salah, lagu waru doyong tersebut dimainkan berulang-ulang kali. Tertawa cekikikan pun semakin menjadi ketika lagu
yang diulang dimainkan berkali-kali. Bahkan para anggota paguyuban karawitan
pun bingung kenapa kita tertawa cekikikan tanpa henti.
Hingga
akhirnya mereka sadar jika kita tertawa cekikikan karena kita sudah lelah namun
latihan belum selesai-selesai ditambah lagi dengan pengulangan lagu waru doyong yang dimainkan berkali-kali. Dan kejadian kali ini pun sempat menjadi guyonan
(bercandaan) oleh mereka.
Valeria Vela Herawati
Komentar
Posting Komentar