Kenapa Harus Berlibur Ke Desa Wisata Nglanggeran?
Ketika musim liburan datang terkadang
orang sering bingung untuk memilih destinasi wisata yang bagus. Keputusan untuk
memilih sebuah tempat wisata memang dipengaruhi oleh selera setiap wisatawan.
Bila kalian menyukai lokasi wisata yang bernuansa alami, Desa Wisata Nglanggeran merupakan salah satu lokasi wisata cocok untuk
kunjungi.
Desa Wisata Nglanggeran memiliki objek
wisata unggulan yang tidak dimiliki oleh desa wisata lainnya, seperti Gunung
Api Purba, Embung Nglanggeran, dan Kampung Pitu. Gunung Api Purba merupakan
gunung batu dari karst atau kapur dengan ketinggian kurang lebih 700 meter dari
permukaan laut. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk
sekitar 60-70 juta tahun yang lalu. Puncak Gunung Api Purba merupakan spot yang
bagus untuk menikmati pemandangan asri dari Desa Wisata Nglanggeran, Puncak
Gunung Api Purba juga menyuguhkan pemandangan sunrise dan sunset yang
indah. Jika ingin melihat pemandangan sunrise
atau sunset, wisatawan dapat
melakukan camping dengan mendirikan
tenda di area camping ground yang
telah disediakan. Di setiap pos terdapat gazebo-gazebo yang bisa digunakan
untuk beristirahat. Jalur turun dari Gunung Api Purba juga sudah dilengkapi dengan besi pembatas
antara jalur dan jurang, besi pembatas ini juga bisa digunakan untuk pegangan
saat turun gunung. Waktu trekking yang dibutuhkan dari naik hingga turun tanpa
camping adalah 50-60 menit.
Selain Gunung Api Purba, Embung
Nglanggeran juga merupakan objek wisata unggulan mereka. Embung Nglanggeran ini
adalah sebuah inovasi tampungan air digunakan sebagai pengairan kebun buah
durian dan kelengkeng. Inovasi ini justru mengundang perhatian para wisatawan untuk berkunjung ke sana. Di
Embung Nglanggeran, wisatawan dapat menikmati pemandangan hamparan air
embung yang biru dengan background Gunung
Api Purba yang gagah. Dipinggiran embung juga terdapat gazebo-gazebo yang dapat digunakan untuk bersantai sambil menikmati hembusan angin segar. Pemandangan paling menarik pada Embung Nglanggeran ini adalah saat senja, karena menyuguhkan panorama sunset yang indah.
Objek wisata unggulan selanjutnya adalah Kampung Pitu. Kampung Pitu terletak di puncak sisi timur Gunung Api Purba,
kampung ini hanya dihuni 7 keluarga. Sebelum menjadi hunian penduduk, kampung
ini awalnya adalah hutan belantara konon
di hutan ini terdapat sebuah pohon langka bernama pohon kinah gadung wulung. Pohon
ini dipercaya menyimpan sebuah pusaka yang memiliki kekuatan besar. Pihak
keraton yang mengetahui hal tersebut, langsung mengirim utusan ke Gunung Api
Purba untuk menjaga, membersihkan daerah sekitar pohon dan merawat pusaka yang
berada di dalamnya.
Untuk mendapat orang terbaik, pihak
keraton kemudian membuat sayembara untuk menentukan siapa yang akan berangkat
ke Gunung Api Purba. Bagi siapapun yang sanggup melaksanakan tugas dari
keraton, maka akan diberi tanah secukupnya untuk anak dan keturunannya. Pusaka
tersebut menarik banyak orang untuk mendapatkannya. Dari beberapa orang, hanya Eyang Ira Dikrama yang mampu menjalankan
perintah dari Keraton. Eyang Ira Dikrama berhasil masuk hutan dan mengamankan
pusaka yang berada di dalam pohon kinah gadung wulung, selanjutnya pusaka
tersebut disimpan di Keraton Yogyakarta. Setelah itu banyak empu dan orang
sakti yang berdatangan ingin tinggal di daerah Tlogo, namun hanya tujuh orang
yang mampu bertahan hidup.
Jumlah kepala keluarga (KK) yang tinggal
di Kampung Pitu dari dahulu hingga sekarang tetap berjumlah tujuh, tidak kurang
tidak pula lebih. Apabila dari keturunan mereka sudah menikah dan ingin
mendirikan rumah dan KK sendiri, maka harus keluar dari sekitar Padukuhan
Tlogo. Kalaupun tetap ingin tinggal di sekitar Tlogo, maka harus menunggu
sampai ada kepala keluarga yang meninggal terlebih dahulu. Menurut cerita, bila
ada seorang warga Kampung Pitu yang mendirikan bangunan rumah dan jumlah KK
lebih dari tujuh, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
kepala keluarga sering sakit-sakitan atau tidak betah sehingga ingin pergi dari
rumahnya.
Keunikan ini yang kemudian menjadi daya
tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selian dengan mitosnya, Kampung Pitu juga
menyuguhkan pemandangan yang indah. Wisatawan yang berkunjung ke kampung ini
dapat menikmati sunrise yang syahdu,
perjalanan ke Kampung Pitu juga tidak memakan waktu yang lama, karena
perjalanannya dapat ditempuh menggunakan kendaraan.
Valeria Vela Herawati
Komentar
Posting Komentar